Pasca peningkatan status Gunung Merapi dari waspada menjadi awas di tanggal 25 Oktober 2010, Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada (MAPAGAMA) tergabung dengan rekan-rekan aktivis gelanggang mahasiswa UGM ke dalam Gelanggang Emergency Response (GER) UGM.

Gelanggang Emergency Response adalah sebuah wadah bagi para anggota unit kegiatan mahasiswa di lingkungan Gelanggang Mahasiswa UGM, termasuk MAPAGAMA di dalamnya. Selain terlibat langsung di lapangan, anggota MAPAGAMA juga terlibat langsung dalam manajemen posko pengungsian yang memang di buka di Gelanggang Mahasiswa UGM dan gedung Koesnadi Hardjosoemantri (eks Purna Budaya).

Awalnya, posko GER hanya berorientasi pada distribusi bantuan namun sesaat setelah peningkatan kawasan rawan bencana dari yang sebelumnya 10 KM menjadi 20 KM, Gelanggang Mahasiswa UGM di sulap menjadi tempat pengungsian. Setidaknya tiga tempat di gunakan pada awal pembentukan posko pengungsian, yaitu ruang sidang 1, ruang sidang 2 dan ruang tari.

Lebih memilih management posko ketimbang evakuasi.

Berbeda dengan kebanyakan organisasi pecinta alam lain, MAPAGAMA lebih memilih ikut mengurusi sebuah posko pengungsian yang kebetulan ada di Gelanggang Mahasiswa di banding ikut membantu evakuasi korban seperti kebanyakan organisasi pecinta alam lain.

“Karena ada pengungsi di Gelanggang, kami lebih memilih ikut membantu posko di banding ikut evakuasi, di samping itu anggota kami bisa ikut terjun langsung mengurusi pengungsi” ujar Uun ketua MAPAGAMA ketika di konfirmasi beberapa waktu lalu.

Setidaknya lebih dari 30 anggota aktif dan purna ikut membantu Gelanggang Emergency Response, tambahnya.

Hal ini menjadi sebuah kegiatan yang baru bagi para anggota MAPAGAMA yang memang sebelumnya belum pernah terlibat langsung mengurusi pengungsi. 30 anggota MAPAGAMA tergabung dengan lebih dari 150 relawan lain tiap harinya membantu mengurusi pengungsi di Gelanggang dan Purna Budaya.

Sebagian anggota MAPAGAMA pun menduduki beberapa posisi fungsional sebagai koordinator, hal ini menjadi bukti kapasitas manajerial dari anggota MAPAGAMA sudah baik.

Di dukung penuh oleh berbagai pihak

Keberhasilan Gelanggang Emergency Response yang berhasil mengayomi 1300 pengungsi selama 3 minggu waktu di pengungsian semata-mata bukan hanya sukses satu pihak saja. Akan tetapi dukungan penuh dari banyak pihaklah yang membuat pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan lancar.

Seluruh komponen Gelanggang Mahasiswa seperti anggota UKM aktif, alumni Gelanggang, jajaran pengurus Gelanggang Mahasiswa ikut membantu kelancaran acara ini, ucap Lara Shati koordinator Umum Gelanggang Emergency Response yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum MAPAGAMA.

Tidak jauh berbeda dengan Lara Shati, Aries Dwi Siswanto juga mengungkapkan senang bisa membatu sesama dan senang bisa belajar banyak hal dari kegiatan ini. Ujar anggota MAPAGAMA berambut gondrong ini.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.