SYAHDU”

 

pemandangan

Pagi itu alarm berdering kencang. Seluruh ruang kamar terasa penuh dan sesak, tas carrier penuh dengan logistic dan tas day pack berjejal buku kuliah. Belum lagi rasa kantuk setelah beberapa hari terakhir begadang menyiapkan kebutuhan pendakian. Tidur yang belum genap menghilangkan rasa kantuk sudah harus berlalu, bangun dan berkegiatan.

Jumat, 3 Maret 2017, waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB yang seharusnya pada kami semua harus sudah berkumpul di Gelanggang Mahasiswa. Kami akan melaksanakan pendidikan Wajib Gunung sebagai langkah selanjutnya untuk menjadi calon anggota muda di MAPAGAMA. Tapi karena berbagai macam hal yang membuat tim kami yang harus kesana kemari untuk melengkapi kekurangan logistik yang nantinya akan kami bawa. Tim Wekas itulah nama tim kami, tim yang nantinya akan melakukan pendakian Gunung Merbabu melalui jalur Wekas.

Pukul 16.00 WIB tim telah selesai melengkapi logistik dan mempacking sesuai dengan plot yang sudah ditentukan sebelumnya. Briefing keberangkatan dipimpin oleh koordinator lapangan,memastikan bahwa tim sudah siap untuk berangkat dan melakukan kegiatan. Seperti biasa, kami berdoa bersama agar nantinya kami diberi kelancaran dan keselamatan selama berkegiatan di alam.

Setelah selesai mengambil foto tim, kami berjalan menuju halte Transjogja. Ternyata masih ada kendala,  tim kami yang membawa bibit tidak diijinkan untuk membawa bibit tersebut ke dalam bus Transjogja,yang akhirnya mengharuskan tim terbagi menjadi dua untuk menuju Terminal jombor. Sebagian tetap menggunakan Bus TJ, dan sebagian lainnya yang membawa bibit, diantar dengan menggunakan motor menuju Terminal Jombor.

Setelah berganti Bus TJ sebanyak dua kali, akhirnya tim sampai di Terminal Jombor. Kami sudah ditunggu oleh anggota tim lainnya yang sudah sampai terlebih dulu. Sembari menunggu bus kami jalan, kami menghabiskan waktu untuk berbincang dan bergurau, yang membuat tim kami merasa semakin solid saja. Setelah menunggu cukup lama, bus kami pun jalan menuju terminal pemberhentian kami selanjutnya, yaitu Terminal Tidar.

Kami sampai di Terminal Tidar sekitar pukul 20.00 WIB. Memang melenceng jauh dari estimasi waktu yang sudah diperkirakan sebelumnya. Kegiatan pengabdian yang seharusnya bisa dilakukan ketika kami sampai di basecamp pendakian, akhirnya kami lakukan di terminal. Dan target kami pun adalah para pedagang yang berada di kios kios di terminal. Kami briefing sejenak sebelum membagikan bibit. Setelah itu kami langsung berpencar untuk membagikan bibit tanaman jambu air dan tas ramah lingkungan. Syukurnya, kami mendapat respon yang sangat baik dari para pedagang di kios-kios. Kami tidak menyangka kalau ternyata mereka sangat senang dan antusias atas kegiatan pengabdian yang tim kami lakukan. Berharap bibit kecil akan tumbuh besar, menebarkan berkah. Pengabdian juga menjadi penerapan sederhana Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Di depan kios yang sudah tutup, tim beristirahat setelah melakukan pengabdian sembari menunggu mobil pick up Pak Purwanto menjemput. Kami bersendagurau, bercerita dengan para pendamping pengalaman mereka selama di MAPAGAMA.

Sekitar pukul 23.00 WIB  mobil pick up sudah tiba hamper bersamaan dengan datangnya Mas Danang yang akan menjemput salah satu anggota tim. Karena masih dalam proses pemyembuhan setelah sakit tifus, salah satu anggota tim wekas tidak diperkenankan melakukan pendakian. Ia pun langsung dibawa menuju basecamp Selo, dan menunggu tim di sana.

Tim segera melanjutkan perjalanan menuju basecamp Wekas. Udara dingin di daerah Kopeng begitu terasa, berbeda dengan udara di sekitar terminal. Di tengah perjalanan, tim menemui BNPB dan beberapa polisi serta tim SAR berhenti di rumah warga. Kabarnya, mereka sedang melakukan evakuasi korban yang hanyut di sungai.

Sampai di basecamp, kondisi tim terlihat kelelahan. Semua logistik kami turunkan dan kami tata dengan rapi di dalam ruangan. Sudah ada tikar yang tergelar untuk tempat beristirahat. Sie konsumsi pun bersegera menyiapkan makanan, menu makan malam kami adalah nasi telur. Setelah selesai menyantap makan malam, briefing kami lakukan untuk memantapkan pendakian kami esok hari. Sebelum tidur, sie logistic mengecek lagi kesediaan dan kesiapan logistik, terutama yang membutuhkan baterai. Pukul 13.00 WIB tim sudah harus tidur, sehingga dapat bangun pagi dan segera bersiap melakukan pendakian.

Kicauan burung dan pancaran sinar mentaripun mengawali Sabtu pagi di tanggal 4 Maret 2017. Pukul 06.30 WIB tim bergegas melipat sleepingbag dan bersiap-siap untuk menyantap sarapan pagi. Sambil menunggu sarapan datang, tim melakukan pemanasan di depan basecamp Wekas dan dilanjutkan mengisi derigen dengan air segar yang letaknya di samping basecamp. Aroma susu coklat hangat yang ditemani nasi goreng kerupuk memanggil tim untuk duduk melingkar di karpet basecamp dan segera untuk melahapnya.

Setelah sarapan terlahap habis, tim melakukan packing dan berdoa untuk memulai pendakian.”Viva Mapagama So! So! So!” kalimat itupun bergema, kemudian tim melakukan pendakian.  Tak lama kemudian setelah melewati pos demi pos, tim mendirikan tenda dan flysheet di Puncak Syarif.

Tim wekas sampai di Puncak Syarif kurang lebih pada pukul 17.00 WIB. Sesampainya di sana hujan turun dengan deras. Ditemani dinginya cuaca saat itu tim bergegas mendirikan tenda untuk camp malam itu. Tentu saja tidak mudah untuk mendirikan tenda saat kondisi tersebut, ditambah lagi keadaan tim yang juga kelelahan, setelah seharian menempuh perjalanan yang sangat jauh untuk bisa sampai di puncak.

Akhirnya 2 tenda berhasil tim dirikan. Pertama anggota tim wanita berganti baju sedangkan tim laki- laki membereskan barang- barang tim. Setelah perempuan berganti baju,mereka membuat minuman hangat untuk menghangatkan tubuh tim, sedangkan untuk laki- laki berganti baju. Pada pukul 8 malam tim makan malam dengan pasta. Lalu kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi kegiatan yag telah dilakukan pada hari itu. Sayangnya pada malam itu 3 anggota dari tim sedang dalam kondisi yang tidak baik. Ketiganya menderita gejala hipotermia, karena suhu disana yang dingin mencekam juga kondisi yang kelelahan. Lalu anggota tim lainya pun berusaha untuk menolong ketiga anggota tim tersebut. Akhirnya pada pagi harinya ketiga anggota tim tersebut bisa pulih dan kondisinya membaik sehingga dapat melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Pada pukul setengah sepuluh pagi tim mulai memulai pergerakan menuju Puncak Kenteng Songo yang jaraknya tidak terlalu  jauh dari Puncak Syarif. Tim menempuh perjalanan kurang lebih selama 30 menit. Pada perjalanan ini yang menarik adalah saat tim melewati jembatan setan. Saat tim melewati jembatan setan tersebut, sungguh menguji nyali. Dengan carrier di punggung, kami harus merambat di tebing dengan pengamanan yang minim. Tim pun bertemu dengan tim pendaki dari jalur lain di Puncak Kenteng Songo. Tim tidak lupa untuk mengabadikan momen tersebut.

depan

 

Tim melanjutkan perjalanan menuju Puncak Triangulasi. Puncak Kenteng Songo dengan puncak Triangulasi memiliki jarak yang cukup dekat. Akhirnya setelah sampai puncak trianggulasi, rasa lelah akhirnya terbayarkan sudah. Beberapa lama menimakti sesaat keindahan sebutir debu keindahan semesta yang tuhan ciptakan di puncak trianggulasi. Kemudian tim beranjank pergi ke Sabana dua menuju tim Selo yang sudah menunggu. Melewati jalan yang berkelok-kelok, menurun, licin, dan kemiringan yang cukup curam.Tim sampai di Sabana dua pukul dua siang.Sejenak beristirahat, bercanda, dan tentunya sambil menikmati makan siang.

Kemudian dari Sabana dua setelah puas mengabadikan kenangan akhirnya tim beranjak untuk langsung ke basecamp. Agaknya tim harus cepat karena hari sudah sore, perjalanan sampai ke basecamp lebih panjang karena harus melewati sabana satu sampai beberapa pos, ditambah jalanan yang berbatu, licin, menurun, dan agak menanjak.

Dalam tengah-tengah perjalanan, tim juga melakukan observasi untuk menentukan hal-hal apakah ada fasilitas wisata yang rusak atau ada kejanggalan lain seperti tanah longsor dan pendaki yang membuang sampah sembarangan.Tim menemukan bahwa masih bayak pendaki yang merusak fasilitas di taman nasional merbabu dan membuang sampah sembarangan. Observasi tim juga menemukan ada jalur yang masih rawan longsor.

Cuaca mulai berkabut dan menandakan akan datang hujan saat tim sudah sampai pos satu,tim bergegas cepat. Setelah akhirnya akan sampai di basecamp ada anggota tim yang cedera kaki, namun semua dapat teratasi.Setelah sampai di basecamp,agaknya tim datang tepat waktu karena setelah itu hujan deras. Dari basecamp tim beristirahat sejenak sambil menikmati hidangan yang sudah disiapkan. Menikmati dinginnya hari itu saat di basecamp sambil menikmati sajian teh hangat dan makanan, sungguh memuaskan jiwa yang sudah lelah setelah berhasil menaklukkan tiga puncak serta berobservasi dengan rintangan dan kendala tim saat itu.

Setelah usai makan tim akhirnya pulang untuk kembali ke Gelanggang dengan menggunakan truk.Untuk menuju truk sudah menunggu tim harus berjalan kurang lebih dua kilometer karena truk tidak bisa menjemput di basecamp. Akhirnya setelah menjelang magrib, tim wekas,selo,dan tekelan meninggalkan basecamp dan lanjut perjalanan.Susana di dalam truk memang agak berdesakan saat itu, karena tenaga yang belum habis tim melanjutkan candaan dan cerita mereka di dalam truk.

Setelah kurang lebih dua jam, truk dirasa kurang nyaman. Tim memutuskan untuk membuka terpal di atas truk agar sirkulasi udara dapat masuk dengan baik. Akhirnya tibalah tim di N30 dan langsung melanjutkan perjalanan menuju Gelanggang untuk segera mencuci alat yang digunakan.Tim membagi-bagi tugas untuk mencuci alat, kondisilelahnamun tim juga harus tetap merawat alat dan barang yang sudah digunakan agar tetap tahan lama dan tidak rusak. Tim saling bahu membahu mencuci alat agar dapat selesai. Membersihkan tenda, flysheet, dan perlengkapan selama pendakian.

Setelah selesai mencuci alat dilanjutkan dengan evaluasi walaupun badan sudah lelah ditambah tugas kuliah, tim tetap semangat untuk evaluasi. Evaluasi berjalan agak lama kurang lebih dari jam setengah sepuluh sampai sebelas. Di evaluasi tim membahas kekurangan masing-masing per sie untuk dicari inti dari permasalahan untuk kemudian dicarikan solusi dan masukan serta untuk membahas kelebihan masing-masing per sie agar dapat dipertahankan agar kegiatan ini dikemudian hari dapat lebih baik dan bermanfaat lebih bagi semuanya tidak hanya tim tetapi orang-orang yang bersangkutan, berhubungan dan berinteraksi dengan tim.

Semua selesai, kini saatnya beristirahat dan kembali pada rutinitas. Namun, bukan berarti kami berhenti di sini. Masih ada petualangan-petualangan lain yang menanti.

puncak

 

Viva MAPAGAMA! So! So! So!


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.