Suwanting, layakkah menjadi sebuah jalur pendakian ??
Merbabu, Gunung yang mencakup 2 kabupaten ini menjadi ikon terbaru pendaki sebagai tempatnya menepi, mendaki dan mengabadikan momen bersama kawan. Sabana hijau yang luas membentang membuat minat pendaki kian meningkat, terlebih memiliki 5 jalur dengan ciri khas yang berbeda ditiap-tipa jalurnya. Sedikit mengulas tentang Merbabu kali ini kami akan sedikit banyak memaparkan problem yang dihadapi oleh Gunung Merbabu terkhusus Jalur Pendakian Via Suwanting. Sama seperti dengan jalur-jalur yang lainnya, Suwanting juga memiliki pos basecamp, warung makan, toilet, pos administrasi, dan beberapa fasilitas lainnya untuk standar jalur pendakian pada umumnya.
Melihat dari Suwanting yang beralamat lengkap di Kelurahan Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Suwanting memiliki sisi khas tersendiri yang tak dimiliki oleh jalur lainnya, yakni Sabana indahnya sepanjang jalur pendakian pos 3 hingga puncak suwanting. Dari situ bisa diketahui jika Suwanting menarik pendaki untuk mengunjungi Merbabu Via Suwanting, mengangkat kasus tersebut mau tidak mau kesiapan dari pihak pengelola harus mencakup fasilitas yang berada dibasecamp dan kondisi fisik jalur yang sesuai dengan Standar Umum Jalur Pendakian Gunung di Indonesia. Nah, maka dari itu kami selaku tim suwanting yang telah melakukan observasi diarea basecamp pada tanggl 20-21 Februari 2017 dan observasi lapangan pada 3-5 Maret 2017 Dari hasil observasi yang kami lakukan, kami mengamati begitu banyak kekurangan yang seharusnya sudah disiapkan sejak awal sebelum jalur pendakian dibuka secara resmi.
Yang sangat mencolok dari jalur pendakian Gunung Merbabu via Suwanting adalah pada fasilitas disekitar basecamp dan kondisi fisik jalur serta keberadaan sampah disekitarnya, yang mana fasilitas disekitar basecamp yang mencakup pos kesehatan, pos keamanan, pos administrasi, warung makan, alat komunikasi, tempat pengambilan air, kamar mandi, dan tempat ibadah ternyata masih belum memadai keberadaanya. Yang terekam dari pemantauan kami selama berada dibasecamp hanya kami dapati basecamp, kamar mandi, warung makan, tempat ibadah,dan tong-tong sampah. Namun, tong sampah hanya khusus untuk warga karena keberadaannya yang tersedia disetiap bagian depan rumah warga. Jadi untuk fasilitas lainnya seperti tempat pengelolaan sampah kami rasa masih sangat kurang keadaannya. Disisi lain Basecamp Suwanting secara sosial masyarakatnya sudah cukup baik, berdasarkan informasi yang kami dapat dari salah satu warga yang kebetula sedang berjaga dipos administrasi, untuk tiap RT yang berada dikelurahan Banyuroto penjagaan Basecampnya dirolling duap harinya per RT, dan tiap RT yang berjaga memiliki hak penuh atas pendapatan dari pengelolaan perharinya. Juga, briefing yang menurut kami perlu dilakukan oleh pihak pengelola kepada pendaki masih belum kami dapati kegiatanya, padahal tidak semua pendaki memahami kondisi fisik jalur pendakian dan camp site disetiap posnya.
Masuk kepada bagian kondisi fisik jalur yang mencakup papan pemberitahuan kawasan Taman Nasional, papan larangan, papan pemberitahuan pos, dan tempat pembuangan sampah. Sayang sangat disayangkan jalur pendakian suwanting masih belum bisa dikatakan layak, melihat kondisi papan yang hanya berada dipos 1, sedangkan papan larangan, pemberitahuan kawasan dan pemberitahuan pos masih sangat kurang, bahkan kodisinya ditiap pos bayangan ataupun pos utama sangat buruk keadaannya yang mana plank hanya tergeletak dan tergantung tanpa ada pengikatnya.
Tempat pembuangan samaph khusus pun masih belum kami dapati keberadaannya sehingga dari dua fakta diatas berimbas pada sampah yang berserakan ditiap-tiap pos yang biasa digunakan pendaki untuk berhenti. Sangat disayangkan tidak adanya pemberitahuan diawal ketika pendaki masih berada dibasecamp terkait informasi medan jalur pendakian, juga informasi titik-titik rawan. Padahal kita semua tahu bahwasanya tak semua pendaki memahami medan, apalagi yang baru pertama kali dan dirombongannya belum ada orang yang dalam satu rombongannya pernah mendaki gunung merbabu via suwanting.
Dari poin-poin yang kurang mengenakkan berdasar fakta yang telah disebutkan diatas alangkah baiknya pihak pengelola basecamp mengadakan penutupan jalur pendakian untuk sementara waktu, yang mana dalam kurun waktu penutupan tersebut pihak mengelola melakukan evaluasi atas keadaan-keadaan yang kurang baik pada fisik jalur dan pencegahan kecelakaan terkait kondisi fisik yang memungkinkan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti pendaki terpeleset dijalur yang sebagian sisinya longsor dan rapuh namun tidak ada papan peringatan. Juga terkait dengan camp site pada tiap-tiap pos pemberhentian sementara ataupun pos utama bagusnya diperlebar area landainya untuk memadai pendaki mendirikan tenda. Selain 2 hal tersebut, juga sebaiknya dibuatkan plank yang berisi informasi nama pos, ketinggian, dan jarak tempuh menuju pos selanjutnya. Dari hal-hal tersebut pengelola akan secara sadar memahami bahwasanya medan yang selama ini telah digunakan lalu lalang pendaki menuju pos 3 sangat kurang layak untuk standar umum jalur pendakian.
Perihal standar pendakian juga perlu diperhatikan, seperti cek list logistik yang dibawa pendaki sebagai pengawasan dari pihak basecamp, mengenai apa saja yang dibawa pendaki. Apakah sudah mencukupi dan sesuai standar operasional prosedur pendakian atau maish kurang ? malah terkadang ada juga pendaki yang membawa logistik yang melenceng dari peraturan seperti minuman keras dan obat-obatan yang tidak diperlukan dikegiatan pendakian, dan memungkinkan akan menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan. Menurut kami, hal-hal sederhana namun penting dampaknya itu perlu diperhatikan dan diadakan pengecekannya, sebab dari sana akan diketahui layak tidaknya seseorang mendaki dengan logistik yang dibawanya untuk bekal selama diperjalanan. Pula perihal sampah, wajib setidaknya diberikan satu tong sampah besar atau trashbag disetiap posnya beserta himbauan untuk menjaga kelestarian alam dengan menjaga area tetap bersih dan nyaman.
Meskipun begitu kami sangat menyadari bahwasanya proses untuk membenahi lebih sulit daripada mencegah, maka dari itu perihal seperti ini memang perlu kesadaran dari pihak pengelola bersama warga sekitar untuk bahu membahu membenahi demi terciptanya jalur pendakian yang aman, nyaman dan sesuai dengan standar operasional prosedur umum jalur pendakian resmi. Walaupun secara sosial masyarakat Dusun Suwanting sudah cukup baik dalam pengaturan jaga pos yang digilir tiap harinya per RT. Wajib diketahui secara menyeluruh setidaknya untuk staff pengelola basecamp perihal standar umum kelayakan jalur pendakian.
0 Comments