Pukul 05.30 WITA, tim sudah bangun dan bersiap-siap. Kegiatan hari ini adalah melakukan pemetaan di Gua Mumber 1. Kami harus berangkat pukul 06.30 WITA agar kegiatan selesai sebelum petang karena kami harus tracking dahulu selama satu jam dan melakukan pemetaan yang cukup memerlukan banyak waktu. Sebelum berangkat, seperti biasa kami melakukan briefing dan sarapan terlebih dahulu. Setelahnya, kami segera bergegas menuju Gua Mumber. Kami sampai area parkir sekitar pukul 07.00 WITA dan langsung dilanjutkan untuk tracking menuju Gua Mumber. Kali ini kami didampingi oleh Bang Ecky, Pak Sangkot, dan Bang Irul. Kami berjalan dengan urutan Bang Ecky di depan sebagai penunjuk jalan, disusul Haqqi sebagai leader tim, Bang Irul dan Lyan sebagai sweeper, serta yang lain berada di tengah barisan. Kami melakukan perjalanan dengan pelan tapi pasti. Jalan yang kami tempuh merupakan jalan yang cukup terjal, curam, dan terus naik sehingga membuat kami cukup lelah dan berjalan pelan. Sesekali kami berhenti sejenak untuk sekedar bernapas. Sebenarnya terdapat dua jalan menuju Gua Mumber, namun jalur yang tidak kami lewati memerlukan waktu dua setengah jam dan landai. Di perjalanan, kami beberapa kali menemukan kuda yang membawa kayu yang ditebang di tengah hutan menuju ke rumah penebang. Jalur ini juga tertata dengan kayu-kayu yang melintang di jalan yang digunakan untuk membuat beban kuda tersebut lebih ringan dan tidak terluka saat membawa kayu. Jalur ini memiliki tiga pos. Pos pertama dapat dijumpai di tanjakan terakhir, kemudian post kedua berjarak sekitar tiga ratus meter dari pos pertama, dan pos ketiga berjarak sekitar seratus meter dari Gua Mumber. Setelah berjalan satu setengah jam, kami molor dari waktu perkiraan kami sampai di mulut Gua Mumber satu. Kami istirahat sejenak sebelum lanjut untuk eksplorasi Gua Mumber. Pukul 09.00 WITA, kami memulai eksplorasi kami di Gua Mumber satu dan dua. Kami melakukan eksplorasi selama satu jam lima belas menit sampai pukul 10.15 WITA. Setelah itu, kami istirahat makan siang dan melakukan diskusi mengenai metode pemetaan yang cocok untuk memetakan gua tersebut. Untuk pemetaan ini kami menggunakan poligon tertutup untuk mengetahui gambar tampak atasnya dan forward method untuk mengetahui gambaran gua tampak samping dengan Grade 3C. Tepat pukul 11.00 WITA, kami memulai pemetaan dengan pembagian tugas Aza sebagai sketcher, Gandhi sebagai deskriptor, Haqqi sebagai fotografer, Lyan sebagai shooter, Larisa sebagai stasioner, Isma dan Rosani menjaga mulut gua, Bang Ecky dan Bang Irul menemani kami di dalam, dan Pak Sangkot menunggu di mulut gua bersama Isma dan Rosani. Kami memutuskan untuk melakukan metode poligon tertutup terlebih dahulu. Kami mengelilingi pinggir-pinggir dinding gua untuk melakukan pengambilan data. Stasiun nol terletak tepat di mulut gua. Larisa selalu di depan untuk memegang yalon sebagai stasiun, Lyan, Gandhi, dan Aza selalu berdampingan karena tugas mereka berkesinambungan, dan Haqqi mengeksplor gua ditemani Bang Ecky untuk mencari spot foto menarik. Metode poligon tertutup ini selesai sekitar pukul 14.00 WITA, kemudian kami lanjutkan dengan forward method. Forward method merupakan metode pemetaan dimana shooter dan deskriptor berada stasiun pertama dan stasioner di stasiun kedua. Kemudian, setelah melakukan pengukuran, dia bergerak maju ke stasiun dua tanpa merubah tempatnya dan stasioner bergerak maju ke stasiun selanjutnya. Metode ini berjalan cukup cepat karena hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit saja. Setelah selesai melakukan pemetaan, kami sempat melakukan foto terlebih dahulu di gua tersebut dan memutuskan keluar pada pukul 15.00 WITA. Setelah keluar tidak lupa kami mengabadikan momen terlebih dahulu di depan mulut Gua Mumber. Kemudian kami lekas beberes dan kembali menuju basecamp. Kami sampai di parkiran sekitar pukul 16.00 WITA. Sebelum ke basecamp kami diajak Pak Sangkot untuk mampir ke Bendungan Bintang Bano. Di sana kami dibelikan es krim dan minuman olehnya. Awalnya kami akan diajak naik speedboat lagi, namun karena pengendaranya tidak ada kami tidak jadi menaikinya. Akhirnya kami hanya sekedar menikmati pemandangan Bintang Bano dan berfoto bersama di sana. Setelah dirasa cukup dan hari mulai petang kami memutuskan untuk kembali ke basecamp. Kami melakukan bersih diri dan ishoma hingga pukul 19.00. Kami ke rumah Pak sangkot untuk mengerjakan bahan sosialisasi sekaligus berbincang-bincang. Padapukul 23.00 WITA, kami kembali ke basecamp untuk melakukan evaluasi dan briefing kegiatan besok. Kami dapat kembali beristirahat pukul 00.00 WITA.

Hari berikutnya kami akan melakukan pemetaan di Gua Prenang Selan. Kami mulai siap – siap sekitar pukul 06.00 WITA. Setelah bersiap – siap, sarapan, dan briefing kami memulai perjalanan kami menuju Gua Prenang Selan. Karena keterbatasan motor yang ada, kami harus bolak Balik saling menjemput. Setelah sampai di sana semua kami bergegas untuk tracking. Dua ratus meter pertama tim kami masih aman, masih mengingat jalan yang kami pernah lalui sebelumnya. Namun setelah itu kami mulai kebingungan karena melalui jalan – jalan yang menurut kami asing dan belum pernah dilalui. Bang Ecky dan Bang Irul pun juga lupa jalan yang harus dilalui. Setelah cukup lama ngalor ngidul tidak jelas, kami memutuskan untuk istirahat sejenak. Bang Ecky, Bang Irul, dan Haqqi melakukan pencarian jalan. Hingga beberapa waktu kemudian, kami akhirnya menemukan jalan yang benar kembali. Kami bergegas melanjutkan perjalanan mengingat waktu yang terbuang sudah terlalu banyak. Pukul 11.00 WITA, kami baru sampai di gua tersebut, yang perkiraan awalnya bisa sampai pukul 09.30 WITA. Kami segera mempersiapkan peralatan pemetaan kami sesuai tugas–tugasnya, yakni: Aza sebagai fotografer, Gandhi sebagai deskriptor, Haqqi sebagai shooter, Isma sebagai stasioner, Lyan sebagai sketcher, dan tim lainnya menjaga di depan mulut gua. Kami menggunakan forward method dengan grade 3C. Pada pukul 11.30 WITA kami memulai pengukuran dari stasiun nol, mulut gua. Pemetaan ini berjalan lancar. Kami semua basah dikarenakan guanya yang memang berair dengan kedalaman yang berbeda – beda. Gua ini memiliki percabangan lorong di pemetaan Gua Prenang Selan. Kali ini kami mengambil lorong sebelah kanan untuk dipetakan. Hingga sampai ujung gua, kami menemukan dua entrance yang sedikit curam untuk dilalui sehingga kami tidak keluar melalui entrance tersebut, hanya Haqqi yang mencoba untuk keluar untuk melakukan plotting pada peta. Kami menyelesaikan pemetaan pada pukul 12.30 WITA, setelahnya kami melanjutkan untuk mengeksplorasi lorong sebelah kiri yang kami lewatkan tadi. Eksplorasi awal dilakukan oleh Gandhi dan Lyan yang memakan waktu sekitar 30 menit. Setelahnya, mereka berbalik dan berdiskusi dengan tim yang berada di dalam apakah akan melakukan pemetaan semampunya, eksplorasi, atau fotografi. Akhirnya kami bersepakat untuk melakukan eksplorasi saja. Selama eksplorasi Haqqi bergerak sebagai leader dan Lyan sebagai sweeper. Kami terus menelusuri lorong tersebut hingga kami menemukan satu entrance lagi di sisi kanan gua. Haqqi dan Gandhi keluar untuk melakukan plotting di peta. Setelah itu kami kembali melanjutkan eksplorasi lebih lanjut. Hingga dua ratus meter kami berjalan, terdapat kolam yang dalam dengan ornamen yang menutupi hingga permukaan air. Apabila kami ingin melewatinya kami harus berenang dan menyelam untuk melanjutkan eksplorasi. Karena peralatan yang tidak memadai, kami memutuskan untuk kembali dan menganggap lorong tersebut sebagai CE. Kami sampai pada percabangan sekitar pukul 14.00 WITA. Persetujuan kami dengan tim entrance keluar pukul 14.00 WITA, sedangkan capaian fotografinya belum tercapai. Akhirnya kami memutuskan untuk mengeluarkan salah satu tim yang berada di dalam untuk keluar dan mengabari perpanjangan waktu hingga pukul 15.00 WITA. Setelah menyelesaikan fotografi dan jam sudah hampir pukul 15.00 WITA, kami bergegas keluar. Ternyata di luar sudah terdapat api unggun dan batang Pakis yang dibakar oleh Bang Ecky dan Bang Irul. Kami bergegas mendekati api unggun untuk mencari kehangatan dan memakan batang pakis sebagai penunda lapar kami. Karena waktu yang terus berjalan dan semakin sore, kami memutuskan untuk kembali ke basecamp pada pukul 15.45 WITA. Tracking pulang kali ini hanya membutuhkan waktu kurang dari setengah jam karena jalan yang kami lalui sudah teringat dan diberi tanda. Setelah sampai pinggir jalan aspal kami kembali bergantian boncengan. Sesampainya di basecamp kami bergantian untuk bersih diri sekaligus ishoma hingga pukul 18.00 WITA. Setelahnya kami melanjutkan untuk mengolah data peta dan data yang digunakan untuk sosialisasi hingga pukul 23.00 WITA. Di hari itu kami melewatkan evaluasi harian dan briefing karena korlap kami ketiduran dan tidak terbangun hingga pagi harinya. Kami kembali beraktivitas kembali pukul 06.00 WITA. Hari ini kami memiliki agenda sosialisasi. Kami melakukan briefing dan evaluasi pengganti karena semalam terlewatkan. Sekitar pukul 09.00 WITA Gandhi dan Haqqi ke kantor desa Bangkat Monteh untuk mendiskusikan dan mengkonfirmasi kegiatan kami yang akan dilakukan dengan ketua pokdarwis Bangkat Monteh. Di sana, kami hanya bertemu dengan sekretaris desa, dan akhirnya kami diantar untuk bertemu dengan ketua pokdarwis di Ai Mual. Setelah berdiskusi singkat, kami sepakat untuk melakukan sosialisasi di aula kantor desa dengan kursi pada pukul 20.00 WITA. Setelah selesai berdiskusi, Haqqi dan Gandhi kembali ke basecamp untuk menyampaikan hasil diskusi yang didapat. Semua anggota tim setuju dan menerima hasil diskusi dengan terbuka. Setelahnya kami melanjutkan pengolahan data kami. Hingga tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WITA. Kami kemudian melakukan briefing dan pemaparan data yang akan disampaikan untuk sosialisasi. Setelah beberapa persiapan di venue dan menunggu para hadirin datang, acara sosialisasi dibuka pada pukul 20.00 WITA. Pemaparan materi dilakukan oleh Gandhi, Haqqi, dan Lyan, moderator diambil oleh Isma, dokumentasi oleh Larisa, dan notulensi oleh Aza. Pemaparan materi berjalan cukup lancar hingga tiba – tiba gempa terjadi di tengah – tengah presentasi. Seluruh hadirin panik dan berhamburan keluar kecuali Aza, Gandhi, Haqqi, dan Lyan yang berlindung di bawah meja. Setelah keadaan cukup tenang kami kembali melanjutkan sosialisasi yang dilanjutkan sharing session bersama pokdarwis Bangkat Monteh. Di sini pihak pokdarwis meminta tolong untuk memetakan Air Terjun Ai Mual yang akhirnya disanggupi tim. Kami selesai kegiatan pukul 22.00 WITA yang kemudian dilanjutkan untuk mampir ke rumah kepala desa hingga pukul 23.00 WITA. Setelahnya kami kembali ke basecamp untuk melakukan evaluasi harian dan briefing untuk kegiatan besok paginya.

 

bersambung ke Episode terakhir Cerita Saniskala

 Gegap Bijak Gandhi, Tim Gladimadya Penelusuran Gua: Saniskala – Surga Tana Samawa, 2022.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.