Menelusuri Pekatnya Labirin Luweng Jaran

Akhir pekan ini kemana?

Mungkin kita sudah sering berwisata, mengunjungi berbagai tempat baru dan mencoba atraksi wisata yang ditawarkan. Beberapa bahkan beberapa kali kita kunjungi. Sudah saatnya kita mencoba lokasi yang menawarkan pengalaman berbeda.

Sebenarnya ada banyak lokasi alternatif yang bisa kita kunjungi, salah satunya adalah Luweng Jaran yang berada di desa Jlubang, Pacitan, Jawa Timur. Luweng ini populer tak hanya di kalangan penjelajah dalam negeri namun juga digemari oleh para penjelajah dari luar. Dikenal sebagai luweng dengan lorong terpanjang se-Indonesia, hingga saat ini pemetaan yang telah dilakukan baru mencapai panjang 25 km dan belum menemukan ujung dari lorong-lorong tersebut. Mengingat luweng ini merupakan sungai bawah tanah, diperkirakan ujung dari lorong-lorongnya akan berakhir di laut.

Untuk menuju lokasi mulut gua berada, kita dapat menggunakan (more…)

Luweng Ombo: The Giant Bottle in Gunung Kidul

“If you never try you will never know”

So, guys! Our destination this time was Luweng Ombo which was located on Gunung Kidul.  Yeah! Gunung Kidul is one of places in Yogyakarta which is known have a lot of caves underground. It was a little bit cloudy when we start our journey from Gelanggang UGM but it wasn’t dampening our spirit to explore this cave since it was unusual exploration. So, this cave was totally new for MAPAGAMA. No one of us had been going there, we were completely blind about it. We found this cave several months ago when we were practicing surface survey. We observed it by seeing the characteristic of the land which had possibility to have a cave below. Luckily, we found four caves around and we decided to go back to explore them in the other days, and there we go! Luweng Ombo became the first target last Friday. (more…)

Menjadi seniman lewat Rigging

Mulut gua jaran terlihat memanjang di depan Saya, mungkin sekitar 5 sampai 10 meter mulut gua ini memanjang mengikuti aliran semacam sungai kering yang sudah tidak berair itu. Wah tingginya sekitar 10 meter nih, ungkap salah satu rekan rigging saya, enggar.

foto oleh Tulus Wichaksono

Langsung saja saya memulai menyiapkan rigging set ketika enggar kembali setelah melakukan survey anchor di ujung lorong sana. “piye nek dhewe nggago lorong negingsor wae?” usul dari pemuda asal bantul dengan logat jawanya. “yo wes, aku manut kowe wae mas” sahutku ketika sesaat sebelum memulai rigging.

Terus terang saya belum begtu percaya diri ketika memulai rigging dari lorong bawah ini, dari foto dan artikel internet yang saya baca, kebanyakan “caver” lain menggunakan mulut gua bagian atas untuk rigging, berbeda dengan tempat saya memasang anchor sekarang dimana saya harus memasuki sebuah celah yang hanya selebar satu langkah orang dewasa. Tentu saja ini sediit menyulitkan saya dan mas tulus yang sama-sama berbadan tambun. (more…)