Akhir pekan ini kemana?

Mungkin kita sudah sering berwisata, mengunjungi berbagai tempat baru dan mencoba atraksi wisata yang ditawarkan. Beberapa bahkan beberapa kali kita kunjungi. Sudah saatnya kita mencoba lokasi yang menawarkan pengalaman berbeda.

Sebenarnya ada banyak lokasi alternatif yang bisa kita kunjungi, salah satunya adalah Luweng Jaran yang berada di desa Jlubang, Pacitan, Jawa Timur. Luweng ini populer tak hanya di kalangan penjelajah dalam negeri namun juga digemari oleh para penjelajah dari luar. Dikenal sebagai luweng dengan lorong terpanjang se-Indonesia, hingga saat ini pemetaan yang telah dilakukan baru mencapai panjang 25 km dan belum menemukan ujung dari lorong-lorong tersebut. Mengingat luweng ini merupakan sungai bawah tanah, diperkirakan ujung dari lorong-lorongnya akan berakhir di laut.

Untuk menuju lokasi mulut gua berada, kita dapat menggunakan mobil ataupun motor karena akses jalan yang tersedia cukup lebar. Perlu diperhatikan, lokasi gua tersebut jauh dari pom bensin maupun bengkel sehingga persediaan bahan bakar dan kondisi darurat harus dipersiapkan dengan matang. Mulut gua berjarak hanya beberapa meter dari jalan dan mudah ditemukan meskipun lebar mulutnya hanya sekitar dua meter saja.

Luweng Jaran termasuk dalam kategori gua vertikal sehingga diperlukan keahlian khusus seperti Single Rope Technique (SRT) untuk dapat menikmati keindahannya. Gua ini terdiri dari dua pitch. Pitch pertama tingginya kurang lebih 8 m sementara pitch kedua tinggginya mencapai kurang lebih 25 m. Setelah menuruni pitch kedua, penelusuran dapat dilanjutkan secara horizontal. Keunikan luweng ini dapat dinikmati sejak pertama menginjakkan kaki di lantai guanya. Kita akan disambut oleh sebuah chamber yang sangat besar dengan beberapa lorong yang siap dipilih untuk ditelusuri. Tiap lorong memberikan pilihan petualangan yang berbeda. Salah satu lorong yang kami coba telusuri membelah lagi menjadi beberapa lorong dan ketika kami mencoba menelusuri salah satu lorongnya, lorong tersebut berakhir pada sebuah danau bawah tanah. Sebenarnya masih mungkin untuk menelusuri danau tersebut, tetapi mengingat keterbatasan waktu dan kami memang tidak membawa peralatan yang memadai, maka penelusuran kami berakhir di sana.

daya pikat pemandangan di dalam luweng jaran

daya pikat pemandangan di dalam Luweng Jaran

Jika Anda tertarik untuk menikmati sensari labirin Luweng Jaran, jangan lupa untuk mengurus perizinan terlebih dahulu ke juru kunci dan perangkat desa. Beberapa instansi yang harus dihubungi terkait masalah perizinan adalah camat (kecamatan), kepala desa, dinas pariwisata daerah dan Banglinmas. Banglinmas nantinya akan meminta Anda untuk menunjukkan alat yang akan digunakan untuk menelusur gua. Ini merupakan syarat wajib yang harus dipenuhi. Jika alat tidak lengkap atau kurang dari standar yang ada, siap-siap saja angkat kaki karena izin anda untuk memasuki gua ini tidak akan dipenuhi.

Setelah izin dikantongi, Anda bisa segera memulai penelusuran. Jangan khawatir, kalau Anda berangkat dengan tim yang banyak dan malas mendirikan tenda, Anda bisa memanfaatkan kantor balai desa untuk tempat menginap. Jarak Balai desa dan mulut gua tidak begitu jauh—sekitar 200 m dan bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor. Namun jika ingin menikmati suasana bintang di malam hari, Anda juga diperkenankan mendirikan tenda di dekat mulut gua. Lokasi ini dapat menampung dua sampai tiga tenda ukuran vango. Untuk keperluan air, di dekat lokasi berkemah terdapat pipa yang sengaja dilubangi (namun disumbat) yang mengalirkan air setiap saat. Meskipun begitu tetap pergunakan air sebijaksana mungkin, karena air tersebut juga digunakan oleh penduduk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

ada hal yang perlu dan ada juga yang harus dihindari saat penelusuran

ada hal yang perlu dilakukan dan ada juga yang harus dihindari dalam penelusuran

DOs and DON’Ts dalam penelusuran:

DOs

  • Persiapkan penelusuran minimal 3 hari sebelum keberangkatan mengingat banyaknya hal yang bisa dieksplor.
  • Persiapkan logistik—baik konsumsi dan alat dengan baik.
  • Ingat standar minimal 3 jenis penerangan!
  • Tempelkan penanda (kertas fosfor) di tiap percabangan lorong, untuk memudahkan menemukan jalan pulang.
  • Selalu terapkan tiga peraturan penting dalam berkegiatan di gua: take nothing but pictures, leave nothing but footprints, kill nothing but time.

DON’Ts

  • Jangan memotong alur birokrasi hanya karena lebih praktis, perizinan yang sesuai jalurnya akan sangat membantu jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
  • Rasa penasaran boleh saja dituruti, tapi ukur kemampuan juga perlu. Jangan memaksakan diri melanjutkan penelusuran bila logistik tidak mencukupi.
  • Jangan pertaruhkan nama baik Anda ataupun organisasi hanya demi membawa atau meninggalkan sesuatu yang tidak semestinya.

By safety be happy!!

 

ditulis oleh Laura Resti Kalsum/Laura (edited)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.