Olahraga arus deras saat ini sudah dilakukan oleh banyak orang, namun berbeda apabila media yang digunakan adalah kayak. Berbentuk lebih kecil dari perahu karet yang kerap kita jumpai untuk melakukan rafting, kayak hanya muat dimasuki oleh satu orang saja. Sensasi yang didapatkan pun tentunya berbeda. Teknik dan kemampuan individu lebih menonjol dalam penggunaan kayak.

Kami, Zul, Wahyudin, dan Fadil; adalah anggota Tim Ekspedisi Kayak Mapagama (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada) yang berencana melakukan pengarungan kayak di sungai yang benar-benar baru bagi kami. Akhirnya sungai yang menjadi destinasi kami adalah Sungai Sedim, Malaysia. “Niatnya sih untuk sekaligus bermanajemen ekspedisi di luar negri,” ujar Hendra selaku pelatih tim. Kami pun segera mempersiapkan logistik yang diperlukan dalam pengarungan.

Sore hari kami sampai di sekretariat Mapagama yang ketika itu sedang musyawarah pergantian kepengurusan. Setelah berpamitan secara singkat, kami bergegas masuk ke dalam kendaraan yang hendak mengantar kami menuju stasiun. Ditemani oleh Fahmi selaku Ketua Ekspedisi, kami memulai perjalanan kami dari Yogyakarta menuju Jakarta. Fajar yang baru saja terbit menyambut kedatangan kami di Jakarta. Ternyata kami pun sudah ditunggu oleh Yaser, orang yang menyiapkan akomodasi selama di Jakarta untuk kami.

Sampai di penginapan kami segera mengistirahatkan badan sejenak karena siang harinya kami sudah ada janji untuk bertemu dengan seseorang. Pukul 12 siang kami segera menuju lobi hotel dan rupanya kami sudah ditunggu. Beliau adalah Mbak Atiek, seorang wartawan salah satu media nasional  yang ingin mewawancarai kami. “Sebetulnya tim kami berjumlah empat orang, namun salah satunya sedang berada di Thailand untuk mendapatkan pelatihan kayak tingkat internasional,” jawab kami kepada beliau. Memang pada saat itu Laras, salah seorang anggota tim, sedang berlatih kayak bersama International Canoe Federation (ICF) di Thailand.

Keesokan harinya, saat hari masih subuh, kami sudah bersiap-siap menuju ke bandara Soekarno-Hatta. Kejadian mengejutkan dialami oleh Fadil, di bandara dia bertemu dengan beberapa guru semasa SMA di Purwokerto. “Iki mbiyen murid nakal pas jaman SMA (Ini dulu murid nakal semasa SMA),” celetuk salah seorang guru. “Arep ning endi kowe le? Kok ana ning kene (Kamu mau kemana? Kok ada disini?),” guru lainnya langsung menimpali. “Kula badhe teng Malaysia Pak, wonten kegiatan arung jeram teng mrika (Saya mau ke Malaysia Pak, ada kegiatan arung jeram disana),” jawab Fadil dengan aksen ngapak khas orang Purwokerto. Pertemuan singkat pun diakhiri karena kami harus segera check in pesawat.

Tim sudah sampai di KLIA (Kuala Lumpur International Airport)

Tim sudah sampai di KLIA (Kuala Lumpur International Airport)

 

Perasaan gugup sempat kami alami ketika hendak dilakukan pemeriksaan imigrasi. Ini adalah pengalaman pertama kami melakukan perjalanan ke luar negri. Ternyata petugas imigrasi mempersilakan kami lewat, itu artinya petualangan kami sudah dimulai. Terbang kurang lebih dua jam, akhirnya pukul satu siang tibalah kami di Kuala Lumpur International Airport. Destinasi pertama setiba di Kuala Lumpur adalah daerah Putrajaya. Disana kami hendak menemui seseorang bernama Zaid yang merupakan salah satu pengurus Kelab Tasik, sebuah organisasi dayung arus tenang. Tak lama kami berada di daerah Putrajaya, perjalanan dilanjutkan menuju Sungai Petani di Kedah. Sebelum mencapainya kami harus naik LRT terlebih dahulu menuju daerah Pudu. Dari situ rute menuju Sungai Petani dilanjutkan dengan naik bus kurang lebih delapan jam lamanya.

Tengah malam, kurang lebih pukul satu, kami tiba di Sungai Petani. Kami dijemput oleh Linda, anak dari Bang Rozali, yang nantinya akan memberikan kami penginapan. Setelah beristirahat, kami bersiap-siap menuju ke Universiti Sains Malaysia (USM). Dengan ditemani Bang Rozali kami mendatangi Pusat Sukan dan Rekreasi. Tempat ini  merupakan area berkumpulnya komunitas penggiat alam yang kegiatannya mirip dengan mahasiswa pencinta alam di Indonesia.

Sea Kayaking di Sungai Merbuk

Sea Kayaking di Sungai Merbuk

Bang Rozali yang notabene instruktur Sea Kayaking dan telah memiliki lisensi yang dia peroleh di Selandia Baru, mengajak kami untuk mengarung di Sungai Merbuk. “Anggap saja ini pemanasan sebelum ngarung di Sungai Sedim,” ujar pria paruh baya ini. Rute yang akan dilewati adalah Sungai Merbuk yang berakhir di bibir Pantai Merdeka. Kurang lebih dua jam kami dapat menyelesaikan rute pengarungan ini. (bersambung)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.