Sepanjang bulan maret 2013, ada beberapa orang berjiwa muda mencoba merasakan jantung kalimantan (heart of borneo). Ekspedisi Hello Borneo, sebutan itulah yang dikenal untuk menggambarkan serangkaian kegiatan yang bermuatan eksplorasi, etnofotografi, dan pengabdian terhadap alam dan masyarakat kalimantan. Seperti sebutan tim mereka yakni “Hello Borneo”, mereka juga mencoba menyapa alam kalimantan yang terkenal akan pesona dan kultur adat yang menghidupinya. Mereka adalah anggota Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gadjah Mada atau yang biasa dikenal dengan MAPAGAMA. Ekspedisi ini diikuti oleh tujuh orang, antara lain : Adhikrita (Teknik), Guntur (Teknik), Iyut (Vokasi), Kukuh (Vokasi), Bekti (Geografii), Wulan (Kehutanan), dan Mas Agus.

borneo

Tim Ekspedisi Hello Borneo

Ekspedisi ini mengambil tempat di hulu sungai manday, tepatnya di desa Nanga Raun, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Desa tersebut didiami oleh suku Dayak Orung Da’an. Sebagian besar dari mereka telah memeluk agama (katholik), namun masih tetap memegang luhur adat nenek moyang. Desa ini dikelillingi oleh beberapa bukit diantara bukit Tunggul, Liang Gagang, dan Bukit Tilung. Namun hanya bukit Tilunglah yang dianggap keramat oleh mereka. Mereka menganggap bahwa bukit Tilung merupakan tempat bersemayamnya roh-roh leluhur mereka. Tak sembarang orang bisa memasuki daerah suci ini. Sebelum memasuki bukit ini, orang harus melakukan upacara meminta keselamatan

borneo 2

Gua Mapala di Bukit Tilung

Suatu waktu, kami berkesempatan untuk melakukan eksplorasi di bukit Tilung (±1112 mdpl). Setidaknya ada 14 orang yang turut serta, diantaranya 5 orang dari WWF, 6 orang dari MAPAGAMA, dan 3 orang dari penduduk desa. Eksplorasi yang kami lakukan lebih pada pencarian potensi gua (luweng) ataupun potensi ekowisata dari bukit Tilung itu sendiri. Setidaknya ada tiga buah gua yang berhasil kami data. 2 buah gua berupa cerukan yang lebar, yang biasa digunakan sebagai tempat beristirahat. Sedangkan 1 buah gua lainnya berupa chamber berdiameter ± 20 meter dengan air terjun yang keluar dari atap gua tersebut. Selain itu, bukit tilung sendiri masih asri dengan pepohonan yang besar dan vegetasi yang masih rapat. Disana sering dijumpai kayu meranti ataupun kayu belian yang berdiameter lebih dari 3 meter. Eksplorasi tersebut berlangsung selama 4 hari 3 malam.

Selepas dari eksplorasi, kami melakukan penelitian etnofotografi. Etnofotografi secara harafiah berasal dari etnik dan fotografi, yang memilik arti yakni foto sebagai agensi kultur. Kami mencoba menjalani kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari suku Dayak Orung Da’an. Ada kalanya kami mencoba bercocok tanam dengan ladang berpindah. Ada kalanya kami ikut berburu di hutan. Ada kalanya kami memasang pukat di sungai Raun ataupun sungai Manday.

Selama kami disana, kami sempat mengikuti beberapa acara adat antara lain : bersih kubur, buang pantang, tunangan, musim ngetam (panen), orang ninggal, dll. Salah satunya yakni adat buang pantang. Adat ini merupakan acara adat yang meriah, artinya terdapat pesta yang bisa diselenggarakan sampai beberapa hari, tergantung dari tingkat status sosial warga tersebut. Adat buang pantang sendiri merupakan acara yang diadakan ketika ada penduduk yang meninggal. Setiap hari akan diadakan pesta makan-makan dan kesenian berupa permainan tradisional. Di puncak acara akan diadakan tradisi menari dengan memakai pakaian adat mengelilingi hewan kurban yang dinamakan Neriak.

borneo 1

Adat Buang Patang

Ekspedisi yang kami lakukan tidak hanya meliputi eksplorasi dan etnofotografi saja, tetapi kami juga melakukan pengabdian terhadap masyarakat. Setidaknya kami mencoba mengajar anak-anak SD untuk mengenal lingkungan dan budaya mereka lebih dekat lewat sebuah drama. Bagi kami, anak-anak tersebut terlihat antusias ketika diajak untuk bermain sambil belajar. Pada akhirnya drama tersebut ditampilkan sebagai tanda perpisahan kami dengan masyarakat Nanga Raun

Tidak lengkap rasanya kalau tidak berbicara tentang kuliner. Seperti biasa di sepanjang traveling biasanya selalu terselip informasi tentang makanan khas daerah tersebut. Di sini juga terdapat makanan dan minuman khas. Masyarakat dayak Orung Da’an memiliki makanan khas berupa lamak dan pulut dan minuman khas berupa popak dan bram. Lamak merupakan kue yang terbuat dari tepung beras, sedangkan pulut merupakan makanan yang terbuat dari beras ketan yang dimasak dalam bambu muda. Lain halnya dengan popak, popak merupakan minuman yang terbuat dari tebu yang terfermentasi dari kayu maharu, sedangkan bram merupakan minuman yang terbuat dari air yang bercampur dengan ragi. Untuk bram, semua orang Nanga Raun selalu membuatnya setiap saat. Mereka terbiasa meminum bram setiap harinya daripada teh ataupun kopi.

(Guntur)


4 Comments

Eko Bambang Subiantoro · November 5, 2013 at 9:07 pm

Selamat Pagi,
Perkenalkan Saya Eko Bambang Subiantoro. Saya saat ini sedang mengambil S2 Kajian Gender Universitas Indonesia. Saya tertarik dengan “Ekspedisi Hello Borneo” yang dalam ekspedisinya melakukan pendekatan etnofotografi. Jika memungkinkan, apakah saya bisa mendapatkan laporan hasil ekspedisi Hello Borneo yang dilakukan dengan pendekatan Etnofotografi tersebut? Saya punya rencana thesis dengan mengambil pendelatan etnofografi, sehingga laporan teman-teman akan menjadi salah satu referensi saya. Demikian, terima kasih untuk bantuannya.

Salam,
Eko Bambang Subiantoro

    pengurusharian · November 16, 2013 at 12:14 am

    Selamat Pagi Mas Eko Bambang Subiantoro. Salam kenal.
    Mohon maaf komennya baru kami balas sekarang.
    Bisa saja mas,nanti bisa dibicarakan langsung dgn Ayu Purbasari (085 6434 97972)salah satu anggota tim Ekspedisi Hello Borneo.
    Sbg informasi tgl 30 November-6 Desember 2013 nanti kami (Mapagama) akan menyelenggarakan Pameran. Termasuk didalamnya ada Workshop Etnofotografi (2-4 Des 2013).
    Salam.

Iyus · November 21, 2013 at 6:41 pm

Terima kasih untuk anak2 Mapagama yang udah memperkenalkan Nanga Raun kepada dunia luar. Ditunggu ekspedisi2 berikutnya….Masih banyak yang bisa digali dari Nanga Raun. Sayang kemarin gak sempat ketemu. Salam untuk mbak Bekti dan kawan2.

Welly · May 6, 2014 at 7:40 am

MAPAGAMA Luar Biasa..

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.