YDXJ5841jk

Oleh : Ayyas Al-Faruq (Calon Anggota Muda)

Editor : Tim Humas dan Publikasi

“Dayung maju!”, perintah sang skipper pada sesi latihan arung jeram di Lembah UGM.

Akhir libur semester gasal kali ini, kami tutup dengan melakukan pengarungan di Sungai Elo, Magelang. Berbagai persiapan kami lakukan. Bukan hanya latihan rutin, tapi juga manajemen kegiatan. Sungai Elo sudah biasa menjadi tempat wisata fun rafting. Sungai Elo sendiri berasal dari Gunung Merbabu hingga ke Magelang dengan arus yang stabil dan terjaga hingga musim kemarau.

Sore itu, kendaraan kami berangkat menembus hujan. Dari titik kumpul di Sekre MAPAGAMA, kami menuju rumah Mas Danang. Rumah tersebut berlokasi di daerah Muntilan yang kebetulan tidak jauh dari tempat kami akan memulai pengarungan, sehingga kami menggunakannya sebagai tempat persiapan.

Alarm berdering keras menandakan sudah saatnya bersiap. Tim sudah dibagi sesuai dengan job desknya masing-masing. Kami membawa tiga perahu dan sebuah kayak. Semua siap, kamipun berangkat menuju titik start pengarungan.

“Viva MAPAGAMA, So! So! So!”, terdengar lantang usai berdoa, tanda pengarungan dimulai. Tiga buah perahu dan satu kayak sudah kami turunkan ke sungai. Masing-masing perahu berisi empat awak dan dua orang skipper. Satu per satu perahu mulai berangkat. Belum jauh dari titik start, kami berhenti di bawah jembatan. Untuk permulaan, kami melakukan up stream atau melawan arus. Arus yang dipilih merupakan arus yang cukup tenang, namun tetap terasa berat saat mendayyung melawan arus tersebut.
Awal yang melelahkan namun membuat dayungan selanjutnya terasa lebih ringan. Satu per satu jeram kami lewati dengan baik. Kami tak perlu melakukan scouting darat, karena jeram yang dilalui belum termasuk jeram yang besar. Setelah melewati jeram, perahu berhenti di eddies untuk menunggu perahu selanjutnya berhasil melewati jeram. Hal ini dilakukan guna mempermudah melakukan rescue apabila terjadi kecelakaan.

Sudah beberapa jeram kami lalui, stamina dan konsentrasi mulai menurun. Dayungan para awak kehilangan kekompakannya. Akhirnya pada saat melalui jeram yang terbilang cukup besar, salah satu anggota tim terlempar dari perahu. Karena kuda-kuda yang kurang kuat, dia tidak bisa menjaga keseimbangan saat perahu menabrak boulder. Untungnya, perahu pertama yang menunggu di eddies dapat melakukan rescue.

Pada jeram selanjutnya kami berhenti. Setelah istirahat sejenak, kami mencoba melakukan latihan eddies to eddies. Latihan ini cukup menguras tenaga, karena harus menyebrangi mainstream untuk berganti eddies. Latihan ini juga menggunakan waktu yang lumayan lama. Setiap akan menyebrang kami harus menunggu beberapa perahu lain yang lewat.

Tak lama setelah melanjutkan pengarungan, kami sampai di rest area, tempat kami beristirahat dan makan siang. Untuk menu makan, siang kami tidak memilih makanan berat, hanya berupa buah dan beberapa jajanan coklat. Tempat istirahat yang kami gunakan adalah rest area untuk fun rafting Sungai Elo. Usai makan, kami tidak langsung melanjutkan pengarungan. Beberapa anggota tim mencoba melakukan renang jeram. Jeram yang dekat dengan rest area ini termasuk yang cukup besar di Sungai Elo. Terlihat beberapa standing wave cukup besar yang membuat jeram tersebut semakin menantang.

Renang jeram juga memakan waktu cukup lama, kami harus menunggu koordinasi dengan tim rescue dan juga menunggu perahu lewat. Hal ini bisa mencelakai apabila melakukan renang jeram di dekat perahu. Setelah perahu lewat, satu persatu mulai berenang. Dengan menggunakan peluit sebagai alat komunikasi untuk koordinasi dengan tim rescue. Kebanyakan anggota tim yang melakukan renang jeram mendapatkan luka di area lutut, hal tersebut disebabkan karena rasa panic saat terkena arus sehingga merubah posisi tubuh.

Di bawah rintik gerimis, kami melanjutkan pengarungan. Dari rest area menuju titik finish tidak berjarak jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam. Kali ini kami tidak melakukan flip-flop, karena kami lebih memfokuskan untuk berlatih dayungan. Kami memutuskan mengambil titik finish terdekat dari Candi Mendut, untuk mempermudah akses pulang. Sekitar pukul empat sore kami sampai dan menyelesaikan pengarungan.

Sebelum kami menutup kegiatan dan kembali ke Jogja, dua plastik besar berisi beberapa bungkus nasi padang sudah tersaji. Juga bakso hilir mudik diantarkan Pak Bakso yang sedari tadi berhenti di depan rumah. Semua sudah kami packing lagi dengan rapi, kamipun langsung melakukan perjalan pulang ke Jogja. Sekian.

 

 

(Ambu Udan)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.