Gladimadya merupakan rangkaian pendidikan lanjut dalam Mapagama yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis divisi dan mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.  Tim Gladimadya Divisi Caving tahun ini memilih frasa “Lagusan Liwanag Langit” untuk dijadikan sebagai nama dari rangkaian kegiatan pendidikan lanjut ini. Lagusan Liwanag Langit berasal dari Bahasa Tagalog yang memiliki arti cahaya terowongan surga yang berarti terowongan berupa gua, dimana didalamnya terdapat keindahan tiada tara.

Tim Gladimadya Caving ”Lagusan Liwanag Langit” beranggotakan tujuh orang yang terdiri dari Jayu Fatmi Rahmadi (Hukum, 2022), Kaizan Athari Setiadi (FKKMK, 2022), Saphira Dhiyaa Alifah (Geografi, 2022), Aisyah Binar Meila (FKKMK, 2022), Gegap Bijak Gandhi (MIPA, 2021), Azarya Puruhita (Kehutanan, 2021), dan Ahsan Qaulan Haqqi (Geografi, 2021). Kegiatan ini dilaksanakan pada 4-17 Agustus 2023 di Desa Bonto Birao, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Maros-Pangkep dipilih sebagai lokasi berkegiatan karena bentang alam karstnya yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri, hal ini didukung dengan masuknya Karst Maros-Pangkep kedalam UNESCO Global Geopark pada tahun 2022.

Gladimadya ini terdiri dari tiga kegiatan utama, yaitu eksplorasi permukaan, pemetaan gua, dan sosialisasi  terhadap pelaku UKM di Desa Bonto Birao. Pemetaan Gua dilakukan di Leang Pa’niki, yang merupakan goa horizontal berair. Pengukuran dilakukan selama tiga hari terhadap lorong utama dan dua lorong cabang yang terdekat dengan mulut gua. Kondisi gua yang berair dan kedalaman yang berbeda-beda menyebabkan pemetaan harus dilakukan dengan menggunakan pelampung dan berenang di beberapa lokasi titik gua. Saat melakukan pemetaan, tim beberapa kali melakukan pergerakan antarstasiun dengan memasukkan dan mengeluarkan barang dari drybag untuk memudahkan pergerakan dan terhindar dari kerusakan alat.

Eksplorasi permukaan dilaksanakan selama dua hari di desa yang berbeda. Eksplorasi permukaan yang pertama dilakukan di Desa Bonto Birao dengan ditemani oleh dua warga lokal dan satu mahasiswa KKN Unhas, yaitu Kak Riskan, Kak Babul, dan Kak Iwan. Hari kedua dilakukan di Desa Lanne dengan ditemani dua Karang Taruna Desa Bonto Birao, yakni Kak Sarida dan Kak Ainun, serta satu masyarakat Desa Lanne sebagai penunjuk jalan. Kegiatan ini dilakukan untuk mendata dan mengetahui informasi mulut-mulut gua yang berada di Kecamatan Tondong Tallasa.

Tim melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi sebagai implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sosialisasi ini memiliki judul “Tata Cara Pengajuan Kelegalitasan Nomor Izin Berusaha (NIB) Sebagai Awalan dalam Memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR)”. Isu ini diambil dari kondisi usaha dari masyarakat Desa Bonto Birao yang belum memiliki jaminan kelegalitasan. Sosialisasi ini bertujuan agar usaha dari masyarakat Desa Bonto Birao memiliki jaminan kelegalitasan dan dapat bersaing dengan usaha yang ada di luar Desa Bonto Birao. Kegiatan ini manghasilkan Nomor Izin Berusaha bagi masing-masing UKM yang dapat menjadi awalan dalam memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan program pemerintah lainnya.

Kegiatan ini menghasilkan beberapa hasil, yakni Peta Leang Pa’niki, Peta Persebaran Mulut Gua di Kecamatan Tondong Tallasa, dan penerbitan NIB bagi pelaku UMK di Besa Bonto Birao. Peta Leang Pa’niki merupakan hasil dari kegiatan pemetaan. Peta ini akan diberikan kepada Karang Taruna Desa Bonto Birao untuk digunakan sebagai pendataan informasi gua di Desa Bonto Birao. Peta persebaran mulut gua merupakan hasil dari kegiatan eksplorasi permukaan yang dilakukan di Desa Bonto Birao dan Desa Lanne. Sementara itu, penerbitan NIB dihasilkan dari kegiatan sosialisasi terkait jaminan kelegalitasan NIB terhadap pelaku UMK di Desa Bonto Birao.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.