Pengabdian & Kepulangan

Dokumentasi Oleh: Jacinda Shafa Khairunnisa

             Malam harinya, kami mendiskusikan terkait jalan keluar dari permasalahan ini. Materi dan tempat sudah bisa disiapkan, tetapi Pak Komang yang tiba-tiba tidak bisa hadir cukup memukul seluruh anggota tim. Akhirnya, kami memutuskan untuk meminta Pak Nyoman membantu kami dalam menyebarkan undangan. Pak Nyoman, meski merupakan Kepala Dusun Desa Songan A yang tidak berurusan langsung terkait Tebing Songan, memiliki banyak relasi dengan orang-orang pemilik lahan di sekitar tebing. Setelah menjelaskan situasi kami, Pak Nyoman akhirnya setuju untuk membantu kami menyebarkan undangan di pagi hari besok.

Setelah Pak Nyoman Dari Ladang, beliau mendatangi Balai Banjar. Aku dan Yasmin langsung bersiap dan naik motor mengikuti Pak Nyoman. Kami bersilaturahmi ke beberapa rumah warga. Pak Nyoman menyampaikan bahwa akan ada sosialisasi pengelolaan tebing di Balai Banjar jam 2 nanti. Respon warga ketika mendapat undangan tersebut bermacam-macam. Ada yang menyambut kami dengan senang dan dilanjut dengan asyik mengobrol, ada juga yang kebingungan terkait apa yang sebenarnya ingin kami sampaikan.

Singkat cerita para pemilik lahan dekat tebing sudah menerima undangan langsung dari kami. Balai Banjar pun sudah siap dengan banner yang terpasang dan tiker yang mengalasi bagian depan ruangan sebagai tempat duduk. Orang-orang mulai berdatangan dan akungnya Pak Komang memang tidak bisa hadir maupun menyusul di hari itu.

Waktu menunjukkan pukul 14.00 WITA. Rania sebagai MC memulai acara sosialisasi dan mempersilahkan aku dan Yasmin untuk menyampaikan materi. Usai kami menyampaikan materi, kami membuka sesi diskusi dengan para peserta. Pak Nyoman setelah mendengar penjelasan dari kami menyampaikan bahwa sebenarnya ia sudah mengusulkan untuk dibentuknya pengelola tebing dari sejak lama. Terlihat bahwa ia merasa kecewa kepada para pemilik lahan karena sampai sekarang mereka belum bergerak membentuk struktur pengelolaan. “Harus ada mahasiswa yang dateng buat ngajarin soal pengelolaan tebing baru kalian sadar!” tutur Pak Nyoman.

Tebing Songan memiliki potensi wisata yang luar biasa besar. Beberapa kali diadakan acara pemanjatan dengan skala nasional di sini. Nama Tebing Songan sudah tidak asing lagi bagi kalangan pemanjat. Namun, sayangnya bagi warga Desa Songan wisata Tebing ini tidak terlalu diperhatikan dengan baik, “Yang tau Tebing Songan sebagai objek wisata ya hanya orang-orang pemilik lahan di dekat Tebing Songan, sisanya masih asing karena memang masyarakat disini jarang sekali yang gemar olahraga panjat tebing” sambung Pak Nyoman. Usai sesi diskusi, Rania melanjutkan acara sosialisasi dengan penyerahan plakat. Acara kemudian ditutup dengan foto bersama.

Maka, dengan ditutupnya sosialisasi ini telah usailah dinamika kami selama di Tebing Songan. Tim melanjutkan kegiatan dengan jalan-jalan mengelilingi Desa Songan. Malamnya kami berkunjung ke pemandian air panas, dan keesokan harinya beberapa dari kami melakukan pendakian ke Gunung Batur. Siang harinya Tim berpamitan kepada warga sekitar dan memulai perjalanan pulang menuju Yogyakarta.

 

 Michael Handoyo, Tim Gladimadya Panjat Tebing: Mapagama Climbing Expedition “Ambar Dwipa Dewata’”, 2023.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.