(Episode ketiga dari Cerita Unexpected Comal)

Hari Senin menjadi hari ketiga kami di Pemalang yang juga merupakan hari kedua kami mengarung. Kami bangun pukul 06.00 WIB kemudian langsung menyiapkan logistik tim dan pribadi, bersih-bersih diri, dan ada yang membeli sarapan. Pengarungan hari kedua kali ini semua anggota tim kondisinya sehat. Audrey yang kemarin sempat sakit justru setelah mengarung kemarin langsung sembuh. Di pengarungan hari kedua, Mas Nugie tidak bisa ikut dikarenakan ia harus mendokumentasikan kami di titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya. Kami mulai berangkat menuju titik start pada pukul 08.00 WIB. Kegiatan kami bisa berjalan sesuai rundown dikarenakan kami mengarung pada hari Senin sehingga tidak bersamaan dengan wisatawan. Seperti kemarin, Mas Gandul tetap menemani kami mengarung karena kami mengikuti SOP Rainbow Rafting yang mengharuskan kami ditemani oleh seorang pemandu. Peran Mas Gandul di hari kedua pengarungan ini tidak seperti hari pertama kemarin. Di pengarungan hari kedua, kami akan melakukan pemetaan jeram Sungai Comal dan Mas Gandul akan membantu kami memberitahu nama-nama jeram yang kami lewati.

Pengarungan berjalan lebih lama dari yang kemarin karena di setiap jeram kami berhenti dan memberikan titik di peta yang telah ada. Manuver perahu digerakkan oleh kami dan sesekali dibantu dengan Mas Gandul. Kami melalui jeram kedua dan ketiga yaitu Honey dan Batu Tapa, berupa drop dan bends yang sempit. Jeram-jeram yang kami lalui setelah itu pun tidak kalah menantang. Jeram Bulu dan Zigzag keduanya memiliki jalur berliku yang membutuhkan manuver yang tepat untuk dilalui. Kami juga melalui jeram Pipa yang berupa drop yang tingginya kira-kira satu meter. Selama pengarungan, perahu kami sesekali tersangkut di pillow. Manuver perahu harus dilakukan dengan sigap dikarenakan banyaknya pillow dan boulder di depan, ditambah musim kemarau yang membuat debit air berkurang. Pengarungan kami lakukan tanpa rest dikarenakan jarak titik rest dengan titik start yang tidak begitu jauh. Lami memutuskan rest saat kami telah tiba di titik finish. Hari itu kami melakukan pemetaan jeram sungai Comal sepanjang 9 km dan rencananya esok hari baru kami akan melakukan pemetaan jeram hingga 12 km. Pukul 13.00 WIB kami telah selesai melakukan pengarungan lalu kami kembali ke Rainbow Rafting. Setibanya di Rainbow Rafting, setelah unloading barang kami lanjut mandi kemudian makan siang. Hari itu kami tidak bisa sesantai hari kemarin karena kami sudah harus meng-input data ke ArcGIS dan mendata jeram apa yang sekiranya belum ter-plotting. Malam harinya, seperti biasa kami melakukan evaluasi teknis secara keseluruhan sekaligus makan malam. Makan malam kala itu kami membeli di warung, bukan karena sudah kapok dengan masakanku dan Audrey, namun memang jadwalnya di hari ketiga hingga hari terakhir nanti adalah makan malam akan selalu beli di warung. Kami tidak sempat untuk bermain monopoli karena kami sudah sibuk mengolah data di ArcGIS. Cukup sulit bagi kami untuk mulai membuat peta di ArcGIS, padahal kami sudah berlatih bersama Gegama dan Aza. Namun tetap saja di realisasinya terdapat kebingungan dalam menggunakannya. Hal itu cukup membuat kami stres karena dari kami tidak ada yang memiliki ilmu basic ArcGIS. Beruntungnya ada Mas Nugie yang paham dan bersedia kami tanya-tanya.

Hari ini menjadi hari terakhir kami mengarung. Seperti biasa, kami bangun pukul 06.00 WIB dan mulai berangkat menuju titik start pada pukul 08.00 WIB. Kami mengarung dengan orang yang sama seperti hari kemarin. Lagi-lagi, Mas Nugie tidak ikut mengarung karena ada zoom dengan fakultasnya. Dengan membawa data jeram yang sudah ter-plotting dan jeram yang belum begitu jelas sehingga ketika pengarungan kami berhenti hanya di jeram yang belum ter-plotting. Pengarungan 9 km berlalu begitu cepat, tidak selama hari kemarin. Hal lucu terjadi ketika kami hampir sampai di titik finish. Ketika perahu kami terkena pillow dan tersangkut di sana, hal itu membuat kami harus turun dari perahu. Kami menggerak-gerakkan perahu dari boulder yang kami injak. Ketika perahu telah terlepas dari pillow, kami semua segera naik ke perahu kecuali Audrey. Audrey kami tinggal karena jarak antar perahu dan boulder yang cukup jauh. Audrey juga tidak memungkinkan untuk melompat sehingga akhirnya kami menunggu Audrey renang jeram ke seberang, di tempat kami menunggu. Sebetulnya bisa saja ia loncat ke perahu dengan bantuan kami, namun Nadhif yang sangat jahil jadi memutuskan untuk meninggalkan Audrey dan membiarkannya renang jeram. Terlihat dari jauh Audrey sudah jengkel kepada kami dan kami terkejut ketika Audrey renang jeram menuju kami sambil menangis. Melihat Audrey yang menangis justru membuat kami makin tertawa dan makin mengusilinya. Setelah itu pengarungan dilanjutkan dengan diikuti candaan-candaan kepada Audrey. Kali ini kami tidak berhenti di Kafe Pikaco namun kami berhenti di titik finish 12 km karena kami juga akan memetakan jeram Sungai Comal dengan panjang 12 km. Plotting titik yang dilakukan tidak terlalu lama dikarenakan jeram yang tidak begitu banyak. Kami selesai mengarung pada pukul 13.00 WIB. Akses portaging di pengarungan 12 km ini tidak semudah seperti pengarungan 9 km. Kami harus naik lalu melewati sawah. Kami menunggu cukup lama hingga pick up datang menjemput. Kami menyempatkan untuk foto selfie mengabadikan momen terakhir kami mengarung di Sungai Comal. Seperti biasanya, setelah pick up datang kami menuju Rainbow Rafting dan setibanya disana kami langsung unloading barang kemudian mandi dan dilanjutkan dengan makan siang.

Sore harinya, sebelum kami kembali mengolah peta jeram di ArcGIS, kami menyempatkan untuk jalan-jalan sebentar ke kota sembari mencari makan malam. Kami memilih untuk makan soto ayam dan selesai dari situ kami mampir ke indomaret untuk membeli camilan sebagai bekal begadang mengerjakan peta. Malam keempat di Pemalang, kami sibuk mengolah data peta jeram dan finalisasi power point yang akan digunakan untuk sosialisasi esok hari. Meskipun kami telah membagi tugas, kami tetap merasa kerepotan. Kami benar-benar begadang mengerjakan semua itu hingga pukul 05.00 WIB. Bahkan kami malam itu baru melakukan evaluasi pada pukul 00.00 WIB. Setelah dirasa semua sudah selesai dan siap untuk dicetak kami baru bisa tidur ketika subuh dan bangun pada pukul 09.00 WIB.

bersambung ke Episode keempat Cerita Unexpected Comal

 Azahra Safaanah, Tim Gladimadya Olahraga Arus Deras: Unexpected Comal, 2022

 

PS. Tonton lebih lanjut keseruan Gladimadya mereka di sini!


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.