Mengejar Petualangan di Puncak Tertinggi Bali (pt 4)
(Episode terakhir dari Cerita Gama Agastya Agung)
Kegiatan berlanjut. Barang dan keperluan untuk kegiatan pengajaran sudah kami siapkan. Dengan menaiki gocar, kami berangkat
Divisi Gunung Hutan
(Episode terakhir dari Cerita Gama Agastya Agung)
Kegiatan berlanjut. Barang dan keperluan untuk kegiatan pengajaran sudah kami siapkan. Dengan menaiki gocar, kami berangkat
(Episode ketiga dari Cerita Gama Agastya Agung)
Terdengar suara gaduh di luar tenda. Karena malas dan masih mengantuk, aku hanya mendengarkan saja dari dalam. Kulihat jam
(Episode kedua dari Cerita Gama Agastya Agung)
Sang surya kembali menyapa. Kami segera bangun dan bergantian untuk mandi. Selanjutnya, kami mengisi perut agar tidak kelaparan.
Tidak terasa, waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Perjalanan yang memakan persiapan cukup panjang serta melelahkan. Setelah serangkain kegiatan
Puncak Salak II terlihat sangat dekat dari tempat ini. Mungkin hanya berjarak 200 meter kurang lebihnya apabila kami menaiki tangga yang seolah-olah menghubungkan kedua puncak ini. Tetapi memang, ekspektasi
Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Kami bersembilan bangun lebih awal untuk mandi di masjid kampus IPB terlebih dahulu. Ditemani oleh rasa kantuk yang cukup mengganggu dan cuaca yang dingin pada
Jumat, 8 Apri 2022. Sembilan orang anggota tim Gladimadya Tapak Bumi Pasundan yang terdiri atas Angga, Bayu, Shela, Viola, Maulida, Al, Alam, Jeffy, dan Hakim memulai langkah
‘’Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya” – Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat.
Kartini menjadi sosok teladan dalam hal ketangguhan seorang perempuan. Hal ini menjadikan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas